Archive for July, 2006

Bagaimana Membuat Resume Unggulan

resume, atau apa beda CV dan Resume. Akhir tahun lalu, secara kebetulan saya
singgah ke situs ScienceCareer.org dan menemukan sebuah artikel dari Peter
Fieske. Menurut saya artikel ini bagus, pembahasan lugas dan jelas, dan yang
paling penting up-to-date. Sebelum ini dalam membuat resume saya
berpedoman pada buku “How To Say It” karya Rosalie Maggio (ISBN:0-7352-0234-6).

Ada sedikit perbedaan memang dengan Fieske. Pertama, Fieske menjelaskan
membuat resume untuk para saintis muda, sementara Magio lebih untuk kasus umum.
Kedua, Fieske tidak mempermasalahkan menulis referensi dengan “Referensi
tersedia jika diminta,” sementara Maggio menegaskan referensi harus ada.

Semoga terjemahaan bebas ini bermanfaat bagi para pembaca. Versi asli dalam
Bahasa Inggris tersedia di web ScienceCareer. Selamat menikmati.

Segala sesuatu yang ingin kamu tahu tentang Resume dan CV… tapi takut untuk
bertanya!

Oleh Peter Fieske

Mari kita mulai tulisan ini dengan melakukan sebuah Kuis, test kecil-kecilan.
Saya yakin anda semua sudah pernah mengalami setidak-tidaknya dalam sebuah kelas
dengan seorang instruktur yang berpikir mungkin akan lebih bagus untuk
mengadakan sebuah kuis di hari pertama untuk melihat seberapa banyak yang kamu
tahu tentang materi yang akan diberikan dalam kelas tersebut. Saat anda mencoba
menjawab kuis itu sehebat yang bisa anda lakukan (kita semua melakukannya)
jawaban yang biasanya kita berikan penuh dengan perasaan teror dan frustasi,
karena banyak yang tidak kita tahu sehingga merasa kebodohan kita diekspos untuk
dilihat semua orang. Instruktor, sebagaimana kita semua tahu, SENANG untuk
mengkondisikan para siswanya dalam kondisi frustasi ini! Saya benci pengalaman
ini.

Jadi maafkan saya jika saya menikmati kondisi yang sama dalam masalah terkait
resume dan CV. Bahkan jika anda menjawab pertanyaan kuis ini denga benar, kuis
ini mungkin membuat anda berpikir ulang tentang resume atau CV anda sendiri.

Pertanyaan

Pertanyaan 1: Resume dan CVpada dasarnya bisa saling dipertukarkan.
(Benar atau Salah)

Pertanyaan 2: Tujuan resume atau CV adalah untuk mendapatkan sebuah
pekerjaan. (Benar atau Salah).

Pertanyaan 3: Pesan utama yang ingin anda sampaikan lewat resume anda
adalah sudah sampai di mana anda. (Benar atau Salah).

Jawaban

Jawaban 1: SALAH! Resume dan CV adalah berbeda,
SANGAT berbeda. Perbedaan-perbedaan antara dua hal ini termasuk struktur, isi,
panjang, dan gaya. Kesalahan yang paling sering dijumpai dari seorang saintis
dalam pencarian kerja adalah menyerahkan sebuah resume yang sangat mirip dengan
sebuah CV.

Jawaban 2: SALAH! Tujuan dari resume atau CV adalah
untuk mendapatkan tempat atau undangan WAWANCARA (interview). Mendapatkan sebuah
pekerjaan adalah setelah itu, setelah melewati wawancara dan terkadang wawancara
lanjutan. Tujuan utama dari resume atau CV anda seharusnya untuk mendaratkan
kaki anda ke dalam pintu, hanya itu!

Jawaban 3: SALAH! Sebuah perbedaan mendasar antara
resume dan CV adalah bahwa CV fokus pada riwayat hidup (sudah sampai di mana
anda), sementara resume harus bisa menyampaikan pesan anda hendak ke mana.
Sebuah resume tidak bisa hanya sekedar daftar dari pengalaman-pengalaman masa
lalu anda. Sebuah resume harus merupakan sebuah seleksi singkat dari
pengalaman-pengalaman tersebut dan skill yang COCOK DENGAN PEKERJAAN YANG SEDANG
ANDA LAMAR. Mungkin anda bertanya, bagaimana cara melakukannya? Nah, sila lanjut
baca artikel ini…

Bagi para saintis di semua zaman, melamar apapun jenis pekerjaan baik terkait
atau tidak dengan riset sains, sebuah resume atau sebuah CV adalah alat yang
paling diburu nomor satu. Kebanyakan para saintis sudah terbiasa dengan
aturan-aturan untuk membuat sebuah CV; setelah itu, kita sampai pada kondisi di
mana CV merupakan sesuatu yang biasa. Bagaimanapun, kebanyakan saintis dan
insinyur baik Ph.D maupun master punya sedikit atau bahkan tidak punya
pengalaman sama sekali dalam menulis sebuah resume. Akibatnya, mereka akhirnya
membuat sebuah dokumen yang sebenarnya adalah sebuah CV. Apanya yang salah,
sih? Saat anda sedang melamar sebuah pekerjaan dan bersaing dengan
banyak yang TAHU SEPERTI APA SEHARUSNYA SEBUAH RESUME, resume anda akan terlihat
sebagai barang aneh, ganjil, tidak cocok, dan tak tersentuh. Ini sama sekali
bukan impresi terbaik yang seharusnya diberikan. Anda mungkin saja pintar dan
memiliki latar belakang yang hebat, tapi dengan demikian anda sama sekali tidak
akan terlihat sebagai seorang kandidat yang berpotensi.

Tidak seperti CV, yang merangkum SEMUA pengalaman anda, resume adalah sebuah
rangkuman dari aspek pendidikan anda atau pengalaman kerja anda yang membuat
anda COCOK UNTUK PEKERJAAN TERTENTU YANG SEDANG ANDA LAMAR. Panjang resume cukup
dalam selembar kertas saja (kecuali anda punya pengalaman bertahun-tahun dalam
bidang tertentu), dan spasi ketikan secukupnya.

Bagian-bagian utama dari resume

Ada beberapa bagian dari resume anda yang terlihat identik dengan CV. Bagian
lain akan sangat berbeda.

Nama dan alamat: Nama, alamat, nomor telepon, nomor fax, dan
alamat email anda sebaiknya di bagian atas halaman terdepan, cukup besar
sehingga gampang dibaca. Jika resume anda dua halaman atau lebih, pastikan nama
anda ada di setiap lembar kertas sebagai header.

Pernyataan tujuan resume: Pernyataan tujuan resume adalah
bagian utama dalam resume profesional tapi sangat jarang diteumkan dalam sebuah
CV. Pernyataan tujuan resume adalah sebuah kalimat yang menyatakan APA YANG ANDA
CARI. Pernyataan ini bisa berubah tergantung dari jenis posisi yang sedang anda
lamar. Pernyataan tujuan resume memberikan gambaran kepada pihak pemberi
pekerjaan jenis posisi apa yang sedang anda cari, di mana anda ingin bekerja,
dan aspek bidang apa yang anda tertarik.

Tunggu! Tahan sebentar! Anda bertanya, kenapa ini penting? Tidakkah sudah
cukup jelas bahwa anda menginginkan sebuah pekerjaan; lagi pula, anda sedang
MELAMAR posisi itu! Jawaban singkatnya adalah: Si pemberi pekerjaan memakai
pernyataan tujuan resume untuk menyingkirkan para pelamar yang tidak memberikan
petunjuk apa yang mereka inginkan. Anda tidak bisa bergantung pada resume anda
untuk bicara sendiri tentang kualifikasi dan tujuan karir anda; anda harus
tegaskan kualitas dan tujuan anda di awal resume. Para pelamar pekerjaan yang
yang sudah benar-benar mencari pekerjaan untuk dilamar akan bisa mendeskripsikan
dengan jelas dan singkat kenapa mereka melamar pekerjaan tersebut. Para pelamar
yang membabi-buta mencetak resume dengan laser printer dan mengirimkan
ke semua orang yang membuka lowongan pekerjaan tidak akan bisa untuk memberikan
pernyataan tujuan dari posisi yang dilamarnya, dan ini akan menjadi sebuah
kerugian besar untuknya.

Sebuah pernyataan tujuan harus bisa memberikan kesetimbangan antara luas dan
spesifik. Mengatakan sesuatu seperti “Applicant deseires a challenging posituin
utilizing his skills and experience with the opportunity for advancement” tidak
menjelaskan apa-apa kepada si pemberi pekerjaan, selain daripada, tentu saja,
kamu ingin sebuah pekerjaan.

Masih belum jelas juga tentang pernyataan tujuan? Ini beberapa contoh
bagus:

“Challenging position as cpmputer programmer or analyst incorporating skills
in numerical analysis, resource management, and land-use policy.”
“Desire
position in management-consulting organiszation requiring outsatinding verbal,
analytical, and teamwork skills.”
“Position as analytical chemist in
semiconductor manufacturing company, specializing in transmission electron
microscopy.”

Setiap pernyataan tersebut dengan jelas menyatakan tujuan si pelamar, dan
beberapa malah menyarikan beberapa kemampuan si pelamar. Sebagaimana yang anda
bisa lihat, dalam rangka membuat sebuah pernyataan tujuan yang bagus, anda harus
memiliki sebuah tujuan spesifik di benak anda. Dan ini membutuhkan pencarian
yang serius dalam sebuah pekerjaan yang ingin anda lamar.

Pernyataan ringkasan: Beberapa resume juga memiliki sebuah
pernyataan ringkasan, di mana satu atau dua kalimat untuk mendeskripsikan
kualifikasi terpenting dari pelamar. Pernyataan ini biasanya mencakup skill
terpenting untuk pekerjaan tersebut yang sudah dilakoni selama bertahun-tahun
(spesialisasi).

Pendidikan: Latar belakang pendidikan dari saintis biasanya
selalu hebat di atas kertas. Ini adalah sesuatu yang diperhatikan oleh semua
orang. Seorang kandidat yang memiliki Ph.D. dari Massachusetts Institute of
Technology di bidang geofisika dan lulus dengan summa cum laude dari Vassar
College akan menarik perhatian siapa pun. Sebenarnya derajat atau gelar akademik
yang dicantumkan (dalam resume) untuk mendapatkan sebuah posisi pekerjaan yang
mana pekerjaan tersebut tidak membutuhkan gelar akademik tersebut tidak
dipertimbangkan sebagai sebuah aset.

Untuk alasan ini saya letakkan seksi Pendidikan tepat di bawah Pernyataan
tujuan resume.

Letakkan hal-hal seperti “lulus dengan cum laude” pada bagian ini, tapi
letakkan akademik dan penghargaan yang berkaitan dengan akademik di bagian yang
lain.

Agar lebih jelas, anda seharusnya menuliskan seperti berikut di bagian
Pendidikan (dengan urutan kronologis terbalik):

Nama (Ph.D., master, sarjana di institusi …)
Lokasi institusi
Tahun
kelulusan (tidak usah sebutkan bulan dan tanggal)
Departemen atau Jurusan dan
penghargaan akademik (misalnya cum laude)
Sertifikat profesional atau
akreditasi lainnya

Jangan takut untuk mencantumkan (jika memang dirasa mendukung):

Nama pembimbing
Indeks Prestasi
Sekolah Menengah Atas
(SMA)

Beberapa ilmuwan master dan Ph.D. mengatakan pada saya mereka gagal
mendapatkan pekerjaan karena dianggap “overqualified” (kualitasnya di atas yang
dibutuhkan). Beberapa orang menyarankan bahwa, dalam kasus-kasus tertentu, anda
seharusnya tidak mencantumkan Ph.D. dalam resume dan berlagak bahwa kamu tidak
pernah bersekolah Ph.D. Gelar Ph.D atau master berguna hanya jika anda tidak
bisa menunjukkan pada per usahaan betapa kamu punya skill yang bernilai yang
anda dapatkan selama ini. Tantanganmu adalah untuk membuat jelas bagaimana
pendidikan dan/atau pelatihan yang ada dapatkan relevan dengan pekerjaan yang
sedang anda lamar.

Jika anda memutuskan bahwa gelar akademik bukan sesuatu yang ingin anda
tonjolkan, ada berbagai cara untuk tidak menegaskannya. Salah satunya adalah
dengan melektakkan bagian Pendidikan di bagian paling bawah resume. Dengan
demikian perusahaan sudah kagum duluan dengan pengalaman kerjamu sebelum
akhirnya tahu bahwa anda punya gelar akademik yang tinggi.

Pengalaman Kerja: Di sinilah tempat meletakkan tiga sampai
empat pengalaman kerja yang menegaskan skil yang memang sangat dicari oleh
perusahaan. Yang teramat penting, anda seharusnya menunjukkan bagaimana anda
membuat sebuah perbedaan. Bagaimana caranya? Dengan mengutip spesifik, pakailah
ukuran quantitaif tentang apa yang anda lakukan: Jangan hanya mengatakan anda
“Mengajar di lab”; tapi katakan “Mengajar di Lab Kimia Dasar untuk 23 siswa.”
Apapun yang anda lakukan, JANGAN asumsikan bahwa menyebutkan sebuah pekerjaan
yang sederhana sudah cukup: Kebanyakan perusahaan tidak betul-betul tahu seperti
apa kerjaan-pekerjaan di bidang lain secara detil.

Dalam mendeskripsikan kalimat-kalimat di bagian ini, anda sebaiknya memakai
“kata kerja aktif” dalam kalimat aktif lampai atau sekarang.

Jika anda adalah fresh graduate atau baru lulus dari sekolah,
pengalaman riset bisa dijadikan item pertama dan terbesa, tapi sebaiknya jangan
cuma itu saja. Pengalaman mengajar dapat terlihat bagus sebagai kategori
terpisah, terutama jika anda punya kewajiban mengajar. Pekerjaan sambilan
(part-time job) yang dilakukan selagi sekolah juga bagus diutarakan.
Jika anda melakukan sesuatu yang mengesankan untuk sekolah, bisa dimasukkan,
terutama jika pengalaman kerja anda sangat terbatas.

Bagian yang lain: Anda mungkin ingin memasukkan sebuah
daftar skil-skil tertentu jika anda belum jelaskan di atas. Skil komputer dan
bahasa sing mungkin bisa ditulis pada bagian terpisah. Tergantung pada pekerjaan
yang dilamar, anda mungkin ingin menjelaskan perangkat lunak tertentu yamg anda
sudah terbiasa memakainya.

Apa yang tidak perlu dicantumkan: Dulu menjadi kebiasaan
untuk mencantumkan informasi personal seperti hobi dan kesukaan. Sebab, bisa
jadi si pembaca memiliki hobi yang sama dengan anda, misalnya sama-sama pendaki
gunung. Wah, jangan lagi, ini adalah era modern, dan informasi personal tidak
hanya tidak relevan, tapi ini membuat resume anda tidak profesional. Jadi tidak
perlu mencantumkan dalam resume anda bahwa anda suka medaki, berburu,
mengkoleksi prangko, dan semacam ini lainnya. Juga tidak perlu mencantumkan:
tanggal kelahiran, status perkawinan, jumlah anak, dan permintaan gaji.

Dalam Hukum, perusahaan tidak berhak bertanya umur anda, status perwakinan,
atau jumlah anak yang anda punya. Mereka bisa melontarkan pertanyaan wajib
seperti “apakah anda punya kebutuan khusus yang akan mempengaruhi kinerja anda?”
Anda boleh berpikir bahwa anda meminta mereka melakukan sesuatu untuk anda
dengan membeberkan informasi sensitif dan pribadi anda, tapi dalam realitas, ini
memberikan mereka impresi bahwa anda kurang pengalaman di lapangan
pekerjaan.

Referensi: Referensi, jika diminta, harus dicantumkan pada
halaman terpisah dengan nama lengkap, jabatan, tempat bekerja, hubungan dengan
anda, alamat lengkap, nomor telepon dan mesin fax, dan alamat email. Juga jangan
takut mengakatakan “Referensi tersedia jika diminta.” Beberapa orang mengatakan
pada saya bahwa referensi semakin jarang dipakai akhir-akhir ini, meskipun saya
menerima beberapa telepon tentang orang yang mencantumkan saya sebagai referensi
mereka. Secara umum, impresiku adalah bahwa perusahaan bergantung pada resume
tertulis dan wawancara dalam mengangkat pegawai baru dan memakai referensi
sebagai sebuah cek akhir (final check). Bagaimanapun, referensi yang
sudah dikenal baik oleh perusahaan dapat menjadi sangat berguna. Orang-orang ini
sering ditelepon, dan jika mereka sudah disiapkan bernyanyi untuk anda, anda
punya keunggulan yang mengerikan. Ingatlah untuk mempersiapkan dan menghubungi
para referensi anda jauh-jauh hari.

Petunjuk akhir, tips, dan saran

Menulis sebuah resume jelek itu gampang. Menulis sebuah resume bagus itu
susah. Ini akan butuh waktu dan banyak draf. Karane para saintis riset sering
menargetkan beberapa jalur karir berbeda secara simultan, maka penting untuk
memiliki beberapa jenis resume yang menonjolkan skil yang berbeda. Disarankan
juga sebuah resemua seharusnya terlihat bersih, tidak ada salah ejaan, dan
tegas. (Salah eja adalah benar-benar sebuah ciuman kematian, jadi, demi Tuhan,
cek dan cek lagi dan berikan pada teman anda untuk dibaca.)

Kategori CV Resume
Apa ini? Sebuah daftar penuh riwayat hidup dari pekerjaan profesional dan
pendidikan.
Ringkasan dari pengalaman dan skil yang sangat relevan dengan posisi yang
dilamar.
Sebarapa panjang? Biasanya berhalaman-halaman, panjang tidaklah penting. Biasanya satu halaman saja. Halaman yang banyak hanya untuk posisi level
senior.
Kapan dipakai? Dipakai untuk posisi akademik dan riset di pemerintahan dan industri. Dipakai untuk setiap jenis perkejaan di luar akademis dan sains.
Apakah publikasi dicantumkan? Daftar lengkap publikasi adalah penting. Bahkan daftar sebagian publikasi pun jarang dimasukkan.
Seberapa penting gaya dan layout? Gaya tidak begitu masalah; isi adalah yang terpenting. Gaya dan isi sama penting.
Haruskah dimodifikasi untuk cocok dengan perkejaan yang saya
lamar?
Tidak perlu. Harus diadaptasi supaya cocok dengan setiap spesifik pekerjaan yang anda
lamar.

Sedikit tentang Peter Fieske

Peter Fieske adalah seorang Ph.D. di bidang ilmu geologi dan lingkungan,
postdoc di Lawrence Livermore National Laboratory (Amerika Serikat), dan penulis
buku To Boldy Go: A Practical Career Guide for Scientist. Peter juga
sering menulis di majalah internet ScienceCareer.org sebagai seorang konsultan
di kolomg Career Development

sumber: http://febdian.net/membuat_resume_unggulan

RESUME & CV Berbeda

Perbedaan antara Resume dan CV adalah, resume hanya perlu memuat informasi
yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang. Sementara CV menuntut
pemuatan informasi personal yang tak ada hubungan langsung dengan
keprofesionalan.

Kelebihan lainnya, resume maksimal dua halaman, sementara CV bisa
berlembar-lembar halaman. “Padahal asumsinya, penyelenggara pekerjaan harus
membaca banyak lamaran yang masuk sehingga hanya punya waktu sedikit untuk
membaca setiap detail lamaran yang datang,” tandas Alia.

Membuat Resume memancing Wawancara

Pada dasarya resume adalah tulisan yang menyajikan informasi yang jelas,
ringkas, dengan format yang rapi. Dari prinsip dasar tersebut dapat diturunkan
menjadi beberapa langkah dalam membuat Resume dalam kaitannya untuk memancing
wawancara:

1. Buatlah informasi yang jelas dan ringkas. Informasi yang jelas dan ringkas
yaitu informasi yang berhubungan dengan keprofesionalan seseorang. Informasi
yang tidak berhubungan dengan keprofesionalan adalah informasi yang cenderung
personal, seperti status perkawinan, jumlah anak, agama, golongan darah, serta
riwayat pendidikan. “Informasi yang cenderung personal seperti itu memang
sebaiknya tidak dicantumkan. Sebab, keterangan semacam itu bisa memancing
anggapan-anggapan tertentu yang bisa kurang menguntungkan pelamar. Sementara
untuk mengetahui kualitas pelamar yang lebih dalam kan melalui wawancara.
Anggapan negatif bisa menyempitkan peluang pelamar memperoleh wawancara,” ujar
Amir Basuki dari Alamcvpro menambahkan.

2. Jangan terjebak untuk menampilkan resume dengan membuat format yang
menarik tetapi mengabaikan isi. Mengorganisasi informasi diri adalah hal penting
yang harus mendapat perhatian pelamar. Seorang pelamar sebisa mungkin bisa
menonjolkan potensi dirinya, misalnya melalui pencapaian-pencapaian
(accomplishment) yang pernah mereka perbuat. “Seorang pelamar kerap kali
terlupakan menyajikan accomplishment mereka, tetapi hanya menjabarkan
responsibility (tanggung jawab) pada pekerjaan mereka sebelumnya. Padahal,
accomplishment bisa menjadi semacam garansi bahwa si pelamar ini dapat bekerja
baik dalam berbagai situasi,” tandas Alia. “Namun, Anda jangan pula terjebak
menuliskan promosi jabatan sebagai bagian dari prestasi atau pencapaian itu.
Kalau promosi tersebut ukurannya enggak jelas, bisa saja calon penyelenggara
pekerjaan berpikir bahwa promosi itu subyektif. Bisa saja kan, misalnya karena
dia pandai melayani bos lamanya,” ujar Amir.

3. Anda tetap harus jujur . di dalam resume anda, jika ada suatu proyek yang
pernah dijalankan berhasil, dan itu merupakan kerja tim, sebutkan bahwa anda
merupakan bagian dari tim tersebut, bukan prestasi individual.

4. Bagi pelamar kerja yang belum berpengalaman, misalnya lulusan perguruan
tinggi, mencantumkan kegiatan-kegiatan selama masa kuliah tidak ada salahnya.
Namun, sebaiknya hanya mencantumkan kegiatan yang sekiranya cukup penting dan
ada pencapaian yang berhasil diperolehnya melalui kegiatan tersebut. “Saya tidak
menganjurkan pencantuman berbagai seminar yang pernah diikuti. Itu kurang
relevan dan hanya menambah panjang lembar resume saja,” kata Amir.

5. Hindari menuliskan kalimat-kalimat muluk yang tidak terukur dalam surat
lamaran. Seperti lazimnya resume dan surat lamaran (cover letter) masa kini
ditulis dalam bahasa Inggris. Amir mencontohkan kalimat, having strong
managerial skill (memiliki kemampuan manajerial yang kuat). “Apakah kalimat
dalam surat lamaran itu ada penjelasan di dalam resumenya? Terkadang tidak, jadi
hanya kalimat-kalimat muluk yang tidak ada ukurannya untuk diketahui
penyelenggara kerja saat membaca,” ujar Amir. Jika pelamar ingin menuliskan
deskripsi diri dengan kalimat-kalimat “tinggi”, sebaiknya juga menyertakan bukti
konkret dan relevan dalam resume.

Kesalahan yang sering diperbuat oleh pelamar, terutama pelamar yang belum
berpengalaman adalah mencontoh Resume orang lain. Hal ini dapat merugikan karena
setiap orang mempunyai karakter yang berbeda. Nah, dimulai dari penjabaran
diatas, mengapa tidak anda membuat Resume diri anda sendiri untuk memancing
wawancara

(Ngambil dari gtv.itb.ac.id)
sumber: http://coolstuff.blubox.us/wp/?p=40