Archive for December, 2007

Kisah “YU TIMAH”

(dicuplik dari RESONANSI – Republika Desember 2006/Ahmad Tohari)

Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir. Empat kali menerima SLT selama satu tahun jumlah uang yang diterima Yu Timah dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta.

Yu Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah adalah bukan milik sendiri.

Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah.

Barangkali karena kondisi tubuhnya yang kurus, sangat miskin, ditambah yatim sejak kecil, maka Yu Timah tidak menarik lelaki manapun. Jadilah Yu Timah perawan tua hingga kini. Dia sebatang kara. Dulu setelah remaja Yu Timah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Namun, seiring usianya yang terus meningkat, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga. Dia kembali ke kampung kami. Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah sangat renta. Gubuk itu didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu.

Meski hidupnya sangat miskin, Yu Timah ingin mandiri. Maka ia berjualan nasi bungkus. Pembeli tetapnya adalah para santri yang sedang mondok di pesantren kampung kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup bertahun-tahun bersama emaknya.

Setelah emaknya meninggal Yu Timah mengasuh seorang kemenakan. Dia biayai anak itu hingga tamat SD. Tapi ini zaman apa. Anak itu harus cari makan.

Maka dia tersedot arus perdagangan pembantu rumah tangga dan lagi-lagi terdampar di Jakarta. Sudah empat tahun terakhir ini Yu Timah kembali hidup sebatang kara dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berjualan nasi bungkus. Untung di kampung kami ada pesantren kecil. Para santrinya adalah anak-anak petani yang biasa makan nasi seperti yang dijual Yu Timah.

Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara soal tabungan. Inilah hebatnya. Semiskin itu Yu Timah masih bisa menabung di bank perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau datang ke kantor. Katanya, malu sebab dia orang miskin dan buta huruf. Dia menabung Rp 5.000 atau Rp 10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan sejak itu saya melihat Yu Timah memakai cincin emas. Yah, emas. Untuk orang seperti Yu Timah, setitik emas di jari adalah persoalan mengangkat harga diri. Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.

Yu Timah biasa duduk menjauh bila berhadapan dengan saya. Malah maunya bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.

Pak, saya mau mengambil tabungan,” kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.

O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup. Bagaimana bila Senin?”

Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak tergesa.”

Mau ambil berapa?” tanya saya.

Enam ratus ribu, Pak.”

Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?”

Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu.

Saya mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing.”

Saya tahu Yu Timah amat menunggu tanggapan saya. Bahkan dia mengulangi kata-katanya karena saya masih diam. Karena lama tidak memberikan tanggapan, mungkin Yu Timah mengira saya tidak akan memberikan uang tabungannya. Padahal saya lama terdiam karena sangat terkesan oleh keinginan Yu Timah membeli kambing kurban.

Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar enam ratus ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?”

Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama Ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban.”

Baik, Yu. Besok uang kamu akan saya ambilkan di bank kita.”

Wajah Yu Timah benderang. Senyumnya ceria. Matanya berbinar. Lalu minta diri, dan dengan langkah-langkah panjang Yu Timah pulang.

Setelah Yu Timah pergi, saya termangu sendiri. Kapankah Yu Timah mendengar, mengerti, menghayati, lalu menginternalisasi ajaran kurban yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim? Mengapa orang yang sangat awam itu bisa punya keikhlasan demikian tinggi sehingga rela mengurbankan hampir seluruh hartanya? Pertanyaan ini muncul karena umumnya ibadah haji yang biayanya mahal itu tidak mengubah watak orangnya. Mungkin saya juga begitu. Ah, Yu Timah, saya jadi malu. Kamu yang belum naik haji, atau tidak akan pernah naik haji, namun kamu sudah jadi orang yang suka berkurban. Kamu sangat miskin, tapi uangmu tidak kaubelikan makanan, televisi, atau pakaian yang bagus. Uangmu malah kamu belikan kambing kurban. Ya, Yu Timah. Meski saya dilarang dokter makan daging kambing, tapi kali ini akan saya langgar. Saya ingin menikmati daging kambingmu yang sepertinya sudah berbau surga. Mudah-mudahan kamu mabrur sebelum kamu naik haji.

Lebih Baik memberi Dari pada menerima

Marrying a Rich Guy

– worth to read –
 
A young and pretty lady posted this on a popular forum:

Title: What should I do to marry a rich guy?

I'm going to be honest of what I'm going to say here. I'm 25 this year. I'm very pretty, have style and good taste. I wish to marry a guy with $500k annual salary or above. You might say that I'm greedy, but an annual salary of $1M is considered only as middle class in New York . My requirement is not high. Is there anyone in this forum who has an income of $500k annual salary? Are you all married? I wanted to ask: what should I do to marry rich persons like you? Among those I've dated, the richest is $250k annual income, and it seems that this is my upper limit. If someone is going to move into high cost residential area on the west of New York City Garden ( ? ) , $250k annual income is not enough.

I'm here humbly to ask a few questions:
1)Where do most rich bachelors hang out? (Please list down the n ame s and addresses of bars, restaurant, gym)
2)Which age group should I target?
3)Why most wives of the riches is only average-looking? I've met a few girls who doesn't have looks and are not interesting, but they are able to marry rich guys
4)How do you decide who can be your wife, and who can only be your girlfriend? (my target now is to get married)
Ms. Pretty
Here's a reply from a Wall Street Financial guy:

Dear Ms. Pretty,

I have read your post with great interest. Guess there are lots of girls out there who have similar questions like yours. Please allow me to analyze your situation as a professional investor. My annual income is more than $500k, which meets your requirement, so I hope everyone believes that I'm not wasting time here.
From the standpoint of a business person, it is a bad decision to marry you. The answer is very simple, so let me explain. Put the details aside, what you're trying to do is an exchange of "beauty" and "money": Person A provides beauty, and Person B pays for it, fair and square. However, there's a deadly problem here, your beauty will fade, but my money will not be gone without any good reason. The fact is, my income might increase from year to year, but you can't be prettier year after year. Hence from the viewpoint of economics, I am an appreciation asset, and you are a depreciation asset. It's not just normal depreciation, but exponential depreciation. If that is your only asset, your value will be much worried 10 years later

By the terms we use in Wall Street, every trading has a position, dating with you is also a "trading position". If the trade value dropped we will sell it and it is not a good idea to keep it for long term - same goes with the marriage that you wanted. It might be cruel to say this, but in order to make a wiser decision any assets with great depreciation value will be sold or "leased". Anyone with over $500k annual income is not a fool; we would only date you, but will not marry you. I would advice that you forget looking for any clues to marry a rich guy. And by the way, you could make yourself to become a rich person with $500k annual income. This has better chance than finding a rich fool.

Hope this reply helps.
signed, J.P. Morgan