Archive for April, 2006

Kebahagiaan Untuk Mereka yang Paling Tidak Beruntung

Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk sekolah anak-anak
cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah disana menghantarkan
satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu.
Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:

‘Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab- sebab eksternal, segala
proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara sempurna/alami. Namun
tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat mempelajari
hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak yang lain. Nah, bagaimanakah
proses alami ini berlangsung dalam diri anakku? ‘

Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.

Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa, untuk seorang anak
seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan fisik sedari
lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari
bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"

Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:

Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang
anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir
mereka akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa kebanyakan
anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam
tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan
untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan
dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, di luar
kondisi fisiknya yang cacat.

Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay
dapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu
melihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan
sekaran sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami
dan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak
kesembilan nanti’

Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim
dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan
dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah
yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.

Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun
masih ketinggalan angka.
Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan sarungnya dan bermain di sayap
kanan. Walaupun tidak ada bola yang mengarah padanya, dia sangat
antusias hanya karena turut serta dalam permainan tersebut dan berada
dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku
melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay
mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk
mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk
menjadi pemukul berikutnya.

Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan mengabaikan
kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci kemenangan
mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.
Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah mustahil karena Shay
bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar,
apalagi berhubungan dengan bola itu.

Yang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang
pitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan
menang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil
beberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga
Shay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan
pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput.
Pitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah ke depan, dan melempar
bola itu perlahan ke arah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun ke
arah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan kembali
ke arah pitcher.
Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja
dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan
permainan akan berakhir.

Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh
dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai
berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah
dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil
melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.

Semua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"

Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia
terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base
dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap kanan memegang
bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya,
dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim
untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola
itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang
pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu
tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari
menuju base ketiga.

Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay, teruskan perjuanganmu
Shay"

Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan berlari ke arahnya
dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti ditempuh. Pada saat
Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua tim dan para
penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home, lari ke
home!". Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan
bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game
untuk timnya.

Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di
wajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta
yang tulus dan nilai kemanusiaan ke dalam dunia.

Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim
dingin itu.
Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah melupakan momen di mana dia
telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah membuat ayahnya bahagia,
dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan air mata bahagia akan
sang pahlawan kecilnya.

Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan dinilai dari cara
mereka memperlakukan seorang yang paling tidak beruntung di antara
mereka.

Catatan:
Kita sering mengirim ribuan jokes lewat email tnp pikir panjang, namun
bila kita harus mengirimkan mail tentang pilihan dalam hidup, kita
seringkali ragu. Kejadian-kejadian vulgar, kasar dan mengerikan acap
terjadi dalam hidup ini,namun pembicaraan tentangnya seolah tertelan
waktu, baik itu di lingkungan pendidikan atau kerja. Jika Anda berpikir
untuk forward email ini, kemungkinannya Anda akan memilih daftar orang-
orang dari email address Anda yang Anda pikir layak untuk menerima email
Anda. Ingatlah, bahwa orang yang mengirimi Anda email ini berpikir bahwa
kita semua dapat membuat perbedaan.

Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup setiap harinya untuk
dapat memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak hubungan
antar 2 manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah meninggalkan 2
pertanyaan bagi kita:
Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan atau apakah kita
telah melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih dengan mereka yang
kurang beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi dingin?

Indonesia dekade 2000-2010

Empat orang aparat polisi dan angkatan laut dibunuh secara kejam di Irian. Kepalanya dihantam dengan batu pada saat mereka sudah tidak berdaya. Demonstrasi dengan membawa panah dan parang. Mungkin kalau mereka punya senapan, mereka akan membawanya pula. Itu di Irian. Di Jawa Timur, demo buruh. Di Prancis demo menentang undang-undang perburuhan. Di Irak demokrasi ditegakkan, tetapi kurang laku, hanya sebagian saja yang mau menerimanya. Bom masih meledak disana sini. Di California US, ratusan ribu imigran gelap berdemonstrasi minta diakui keberadaannya. Edan Pelanggar hukum berani unjuk rasa.

Ada berita bahwa Plaza Senayan dibom. Korbannya: 20 orang mati, 34 orang luka-luka. Ada yang parah, ada yang ringan dan ada ……., 1 orang tertipu pada setiap kali artikel ini di baca…., ha ha ha ha. Jangan terlalu serius. Kita harus bergurau sedikit.

Walaupun judulnya siklus Kondratiff, saya tidak akan membawakan cerita tentang siklus Kondratiff secara spesifik, tetapi siklus ekonomi dan sosial secara umum.

Kehidupan manusia dan alam berjalan naik-turun mengikuti beberapa siklus. Ada yang pendek, ada yang jangka menengah dan ada yang jangka panjang. Paling tidak, naik-turunnya kegairahan hidup dan ekonomi bisa dimodelkan sebagai resultan beberapa siklus bisnis. Kondratiff- seorang Russia, mengamati adanya siklus ekonomi/sosial yang mempunyai frekwensi 50-80 tahunan. Setelah Kondratiff, beberapa analis membagi-bagi menjadi beberapa siklus yang lebih kecil, 20 tahunan, 10 tahunan dan seterusnya.

Dari segi ekonomi dan bisnis, siklus ini bisa berarti bisnis yang menanjak (spring) dan marak kemudian sampai ke puncaknya (summer). Setelah itu, menurun dan masuk ke masa murung dan mencekam, depressi (winter). Satu siklus tidak selalu sama dengan seklus sebelumnya. Intensitasnya pun tidak sama. Bisa jadi lamanya tidak sama, dalam arti makin lama makin memanjang atau memendek.

Pada masa spring, aktivitas ekonomi biasanya seperti bangun dari tidur. Kegiatan-kegiatan baru mulai marak. Biasanya pada saat ini beberapa teknologi baru berhasil diadaptasi.

Kemudian diikuti dengan periode summer, boom. Konsumsi naik. Dari sudut internasional terjadi persaingan memperebutkan sumber daya alam, friksi-friksi sosial politik dalam memperebutkan sumber daya. Dan banyak terjadi mal investment – salah dan kebanyakan investasi.

Siklus 10 – 12 tahunan di Indonesia
Dari pengamatan saya, di Indonesia ada siklus sosial 10-12 tahunan dari puncak ke puncak. Mungkin ada kaitannya dengan sistem penanggalan Cina (Shio) yang siklusnya 12 tahun sekali. Saya tidak mengamati puncaknya tetapi penurunannya – titik nadirnya. Saya mulai dari tahun 1926-1927, pembrontakan di Sumatra dan Banten. Buntutnya adalah penangkapan-penangkapan banyak pemimpin partai pribumi. Dilihat dari ukurannya, titik nadir siklus 10-12 tahunan Indonesia ini berbarengan dengan titik puncak (mendekati puncak) siklus Kondratieff. Jadi skalanya tidak terlalu buruk.

Tahun 1930-1932, malaise di Hindia Belanda. Dunia memasuki periode Kondratieff autumn. Masa ini tidak terlalu banyak gejolak sosial di Hindia Belanda. Masa ini berdekatan dengan titik puncak siklus Kondratiff dimana munculnya proteksionisme, sosialisme, “big-brother” dan pengotak-kotakan dalam masyarakat. Hitler dan Mussolini fasis di Eropa. F.D. Roosevelt di US. (Catatan: FDR mengharamkan kepemilikan emas di US). Titik nadir siklus 10-12 tahunan di Hindia Belanda juga belum banyak melahirkan konflik berdarah. Walaupun tidak banyak gejolak sosial yang besar dimasa ini di Hindia Belanda, tetapi nampaknya apa yang terjadi di periode ini menjadi tumpukan bahan bakar pada periode dekade berikutnya. Di tahun 1930an, banyak pengangguran, pabrik-pabrik seperti pabrik gula ditutup. Orang stress. Ketegangan antar kelas dan golongan. Pribumi dan penjajah. Partai-partai politik lebih aktif. Pemikiran-pemikiran tentang pelepasan diri dari pemerintahan Belanda semakin kuat. Di sektor ekonomi, pabrik-pabrik gula di Jawa banyak ditutup. Di Sumatra perkebunan-perkebunan sawit, karet dan tembakau mengalami masa suram. Di Sumatra yang banyak daerah swapraja (mirip dengan daerah otonomi) yang dipimpin oleh sultan dan uleebalang (Aceh), ketegangan dan kecemburuan sosial makin menajam. Untuk siklus 10 tahunan ini, di Hindia Belanda antara tahun 1935 sampai Jepang masuk 1942, terjadi pemulihan ekonomi tetapi tidak terlalu bagus karena siklus ini dipengaruhi oleh siklus yang lebih besar, siklus Kondratieff. Kondisinya mirip dengan apa yang terjadi di tahun 1997 sanpai 2005 sekarang. Kondratieff sedang di puncaknya, sedang siklus 10 tahunan di titik nadir. Ada perbaikan tetapi kecil saja. Ketegangan dan pertentangan antar golongan mereda tetapi tidak tuntas.

Titik terendah dekade 1940 ditandai dengan proklamasi kemerdekaan – huru hara besar di negri Hindia Belanda. Itu secara umum. Antara tahun 1945-1947, pertentangan kelas dan golongan mencapai puncaknya. Belanda vs. Pribumi; Sultan Sumatra vs. Rakyat; Komunis (PKI) vs. RI. Untuk pertentangan antara Belanda vs. Pribumi anda bisa baca di buku sejarah SMA. Banjir darah di Madiun, mungkin anda pernah juga mendengar dari sejarah. PKI pimpinan Muso membantai banyak aparat pemerintah di Madiun. Salah satu calon korbannya adalah Abdul Hamid Swasono, polisi yang dikemudian hari menangkap Cut Zahara Fonna (penipu Aceh kelas Nasional). Pangkat terakhir polisi ini adalah Brigadir Jendral dan Panglima Daerah Kepolisian Kalimantan Selatan tahun 1970an.

Sumatra sebelum tahun 1946 adalah tanah sultan-sultan Melayu dan Aceh. Sultan Deli di Medan, Sultan Langkat di Tanjung Pura, Sultan Serdang, Sultan Asahan, Raja Negri Panai, Sultan Simalungun, Sultan Riau, dari Aceh sampai Minangkabau. Mereka masih kerabat dari sultan-sultan di Malaysia. Satu sistem. Tahun 1946 terjadi revolusi sosial, puncak dari pertentangan golongan (penguasa vs rakyat). Para sultan, ulebalang dan keluarganya dibantai. Salah satunya penyair Amir Hamzah putra mahkota sultan Langkat. Mayatnya terpenggal di temukan di Kuala Begumit. Kasihan juga Amir Hamzah, dia sudah memesan sebuah mobil sport beberapa tahun sebelumnya (menurut ceritanya), ketika mobil itu datang dia sudah mati. Kasus yang membuat perut mual adalah kasus Sultan/Raja Simalungun. Dia diambil dan dibantai ketika menghadiri kenduri. Menurut kabar mayatnya dicincang dan dicampur dengan daging kerbau dan dimasak untuk dimakan. Di bidang ekonomi, inflasi menggila, pemerintah republik melakukan sanering (penghilangan 3 angka nol dalam mata oeang roepiah). Untuk revolusi sosial di Sumatra ini anda bisa cari dokumetasinya melalui Google.

Winter berikutnya dari siklus 10-12 tahun ini adalah tahun 1954-1957. Sejarah mencatat banyak pemberotakan, DI/TII, Permesta, PRRI. Dibidang ekonomi, inflasi lagi dan terjadi lagi sanering 2 menjadi 1 yang dikenal dengan gunting Safrudin. Mata uang digunting menjadi dua. Yang sebelah laku yang sebelah lagi tidak laku. Skala nadir siklus 10 tahunan ini tidak besar, karena dalam skala besar, siklus Kondratieff memasuki periode spring. Di dunia memulai investasi dan bisnis mulai tumbuh. Kondisi ekonomi semacam ini di Amerika melahirkan baby boomer. Orang-orang mulai membangun keluarga dan punya anak. Untuk Jepang baby boomer dimulai 5-10 tahun lebih awal. Jadi dalam skala dunia, ekonomi memasuki masa spring (mulai tumbuh).

Winter berikutnya adalah 1965 – 1967. Walaupun dunia sedang mengalami masa late spring atau early summer untuk siklus Kondratieff, skala siklus 10 tahunan di Indonesia sangat parah. 3 juta orang terbunuh selama kurun waktu 3 tahun. Pertentangan golongan mencapai titik puncaknya dan tekanan ekonomi juga pada puncaknya. Komunis vs. Islam/Non Komunis; Cina vs. Pribumi. Banyak elit politik yang berkuasa dihabisi. Apakah itu dibantai atau dimasukkan penjara selama belasan tahun (Coba hitung berapa banyak mentri Orla yang mati atau dipenjara selama belasan tahun. Belum lagi pentolan partai/komunis). Inflasi menggila. Sanering terjadi lagi akibat kertas sudah tidak cukup menampung jumlah NOL
. Tiga (3) angka nol dihilangkan.

Malari menandai titik nadir siklus 10 tahunan dekade 70. Pasar Senen dibakar, juga banyak mobil-mobil Jepang. Sebabnya sama, yaitu ketegangan sosial. Untungnya period ini masih dalam periode early summer pada siklus Kondratieff. Amerika mengalami kesulitan ekonomi, defisit anggaran, hyperinflasi. Tetapi Eropa dapat mengkompensasi kemunduran ekonomi Amerika. Ekonomi Indonesia sendiri tidak terlalu jelek karena masuknya infestasi baru dari Jepang di bidang manufakturing dan Amerika dibidang sumber alam. Subsidi bisa meredam gejolak.

Sama seperti sebelumnya, titik nadir siklus berikutnya tahun 1980an, skala kerusakannya tidak besar. Saya hanya bisa merasakan bahwa ayah saya kena kredit macet bersama banyak orang yang lain. Ekonomi dunia tidak terlalu buruk. Resesi memang melanda Amerika Utara sekitar tahun 1986-1987. Tetapi Jepang yang sedang boom, bisa mengambil alih peran motor penggerak ekonomi dunia. Di Indonesia subsidi bisa digunakan untuk meredam gejolak.

Dekade 1990 menjelang titik nadirnya yaitu tahun 1996-1997, Jepang sudah rontok di awal 1990. Russia sudah megap-megap (titik nadirnya di tahun 1998 dimana Russia menlakukan gagal bayar hutangnya). Argentina juga klepekan. Macan Asia babak belur. Keteganan dan luapan ketidak-puasan di Indonesia meletus, terutama karena subsidi mulai akan/mulai dikurangi. Paling tidak, subsidi tidak cukup meredam ketidak-puasan. Kebijakan keuangan US yang dikenal dengan Greenspan PUT, terlambat datangnya dan hanya bisa meredam penjalaran ke ekonomi US. Effek domino krisis keuangan Asia, gagal bayar hutang Russia, krisis Argentina, krisis LTCM (long term capital management) tidak menjalar ke US. Mungkin hanya sedikit, itupun banyak mengatakan karena kasus 911.

Kedepan, kita akan menyongsong nadir dari siklus 10 tahunan 2006-2007 dan Kondratief winter (periode suram 60-70 tahunan). Bukan masa yang mengenakkan. Kita tidak tahu, mana yang lebih teruk (parah) apakah nadir dekade 2000-2010 atau nadir dekade 2010-2020. Jurus the Fed yang dikenal dengan nama the Greenspan Put, dimainkan beberapa kali. Ketika menghadapi Asia Crisis, LTCM crisis, Y2K, menghadapi DOTCOM bubble burst, terakhir menangkal akibat 911. Greenspan mengguyurkan dollar dalam jumlah yang luar biasa. Ini bukan tidak berakibat sampingan. Harga emas, perak dan hard commodities naik. Untuk soft commodities gejala-gejala sudah kelihatan. Housing dan real-estate bubble di US. Semua ini Indonesia terkena imbasnya. Harga rumah di Indonesia sudah melambung 3 kali lipat dalam kurun waktu 3 tahun. Di level sekarang ini, hanya segelintir orang yang bisa membeli rumah (bahkan juga di US sendiri). Di China terjadi over & mal investment. Anda pernah dengar istilah “see through building” sebutan untuk gedung yang kosong melompong. Itu banyak di China. Anda tahu Petronas Twin Towers 2-3 tahun lalu, sebelum staff regional Petronas dan kantor perusahaan minyak lain di pindah (dengan tekanan) kesana. Waktu itu juga “see through building”.

Apakah yang akan terjadi pada nadir siklus 10 tahunan ini di Indonesia? Para elit politik akan disembelih seperti pada revolusi sosial 1946 dan 1965? Atau para konglomerat/pengusaha? Apakah ini akan terjadi di dekade 2000-2010 atau di dekade siklus 2010-2020. Sejarah selalu berulang, walaupun tidak selalu sama, tergantung banyak faktor. Faktor ekonomi dan faktor sosial/politik hanya merupakan 1 koin dengan 2 muka. Kali ini bom waktu ekonomi sangat besar. Hutang di US mencapai $40 triliun. Jika liability disektor medicare dan dana pensiun dimasukkan, akan mencapai $ 100 triliun. Sedangkan dana yang ada tidak cukup. Skala ini terbesar dalam sejarah umat manusia…….

Proteksinisme mulai bermunculan seperti tahun 1930. CNOOC dicekal dari mengambil alih Unocal. Dubai Port dicekal dari mengambil alih pengelolaan pelabuhan di US. Buruh-buruh berdemo di Prancis minta diproteksi. Juga di Indonesia. Putra daerah, buruh, pengusaha (textile) entah apa lagi minta diproteksi. Tenaga kerja/immigran gelap di US minta diproteksi. Perang tariff akan dimulai……. Kebijakan cekal dan pengontrolan ala “big brother” nya George Orwell merajalela. Phone-Cell prabayar anda harus didaftarkan bukan? Pemerintah (US, dan lainnya) berhak memata-matai kegiatan anda. Ini adalah gejala Kondratieff autumn.

Saran saya: beli emas dan senjata atau siapkan tempat pindah yang aman. Singapura, New Zealand atau Argentina? Entahlah.

Catatan: Tadi malam emas telah menembus resistance nya $569/oz dengan sangat decisive. Ini menandai rally berikutnya ke $650/oz. Saya jadi ingat tahun 1970-1981, dimana emas mencapai $ 850/oz. Kali ini paling tidak $ 2000/oz. Naiknya harga emas adalah indikasi akan adanya krisis. Krisis? Krisis yang mana?……, Bensin 80% chance akan mencapai Rp 7500/ltr atau $3/gal di tingkat retail US pada bulan July-Sept ini (Rp9500/US$). Apakah Pemerintah Indonesia akan tetap mensubsidi diharga Rp 5000an?. Angka 80% chance versi Imam Semar cukup tinggi lho…., Siap-siap beli anjing Rotweiler yang galak untuk menjaga rumah. PHK akan menelorkan tingkat kriminalitas yang tinggi.