Archive for August, 2007

Peraturan Baru Masuk Surga

Sensus terakhir menunjukkan bahwa akhir-akhir ini
surga sudah mulai padat penduduknya. Ini membuat Tuhan
berpikir keras bagaimana mengatasinya. Stlh
mempertimbangkan bbg cara akhirnya dibuat aturan
masuk surga yang baru. Dlm peraturan itu disebutkan
bhw utk masuk ke surga, seseorang hrs mengalami hari
yang paling buruk waktu mati.

Besoknya, orang pertama datang ke gerbang surga.
Malaikat di gerbang berkata, "Stop dulu ! Sblm kau
kuizinkan masuk, cerita dulu bagaimana hari terakhirmu
di dunia."

"Oke !" Kata orang itu. "Begini… Sudah cukup lama
saya menduga istri saya selingkuh. Dari info yang saya
dapat, saya tau tiap hari, istri saya selalu membawa
kekasih gelapnya ke apartemen kami di lantai 25 dan
berhubungan sex dengannya. Jadi hari ini sengaja saya
pulang cepat dengan maksud menangkap basah mereka.
Sampai di apartemen, segera saya dobrak masuk dan
memeriksa seluruh ruang untuk mencari si pria brengsek
itu. Istriku, setengah telanjang, menjerit-jerit
selagi
saya kesetanan mencari-cari si pria brengsek ini" .

" Namun, saya tidak dapat menemukannya. Pada saat
saya hampir menyerah, secara kebetulan saya melihat ke
balkon apartemen kami dan melihat seorang pria sedang
bergelantungan hanya dengan jari tangannya.
Berani-beraninya pria ini, dia pikir bisa sembunyi
dari
saya. Dengan dibakar amarah, saya berlari ke balkon
dan menginjak-injak jarinya sampai kemudian terlepas
dan jatuh ke bawah ".
"Tetapi sungguh sial dia tidak segera mati krn
jatuhnya ke pohon dan semak-semak yang menahan
jatuhnya. Ini bikin saya lebih marah lagi. Jadi dalam
angkara murka, saya masuk kedalam dan meraih apa
saja yang dapat saya lempar ke pria itu. Dan sungguh
aneh, ternyata saya mendapatkan lemari es yang tanpa
pikir panjang saya dorong ke pria itu. Dari lantai 25,
lemari es itu segera meluncur jatuh menimpa pria itu
dan menghancurkannya. Betapa puasnya aku !
Di tengah-tengah kegembiraan luar biasa tersebut saya
kena serangan jantung dan mati mendadak."

Malaikat terhenyak dan mencoba menganalisanya.
Secara teknis, orang ini memang mengalami hari yang
buruk sebelum mati, dikhianati istri dan mati mendadak
sebelum menuntaskan dendamnya.
Maka segera malaikat berkata, "Oke, Selamat datang di
surga ! " dan mengizinkannya masuk.

Bbrp detik kemudian, orang kedua datang ke gerbang
surga. Segera malaikat berkata "Dengar peraturannya
ya ! Sblm kau kuizinkan masuk, kau harus cerita hari
terakhir waktu kau mati".

"Gak masalah …" kata orang kedua ini. "Tapi kau
pasti sulit percaya kejadian ini. Aku sedang berada di
balkon apartemen saya di lantai 26. Tiap hari saya
melakukan senam sebentar di situ. Saking semangatnya,
secara tidak sengaja saya terpeleset dan jatuh ke
bawah. Namun sungguh beruntung, saya masih berhasil
meraih ujung balkon di lantai 25, walaupun hanya
dengan jariku. Dengan penuh harapan, saya berusaha
naik ke atas. Namun entah dari mana muncul orang yang
kesetanan keluar dari apartemennya dan menginjak-injak
jari tangan saya. Ya, tentu saja saya kesakitan dan
terlepas
jatuh " .
"Untungnya saya jatuh ke pohon dan semak-semak
sehingga saya tidak langsung mati. Selagi saya
tergeletak di bawah, tidak mampu bergerak disertai
kesakitan luar biasa, saya lihat orang yang kesetanan
ini mendorong lemari esnya ke bawah dan jatuh tepat di
atas saya … Matilah saya."

Malaikat berusaha menahan tawanya setelah orang kedua
ini selesai cerita. "Aku mulai suka peraturan baru
ini, " pikirnya.
Kemudian segera malaikat berkata, "Bagus. Selamat
datang ke surga ! " dan orang kedua ini segera
diizinkan masuk.

Bbrp detik kemudian da
tang orang ketiga ke gerbang

surga. "Tolong ceritakan kpd saya ttg hari terakhir
saat engkau mati", kata Malaikat yang mulai menikmati
peraturan baru ini.
"Okay … Coba anda bayangkan !! ", jawab orang itu.
"Aku telanjang bulat di dalam lemari es……"

MaRaH

Gadis kecil berusia empat tahun itu sedang asyik mencoret-coret tanah di pekarangan rumahnya, sementara pembantu yang menjaganya menjemur pakaian. Beberapa waktu kemudian, Ita si gadis kecil ini menemukan paku berkarat dan memakainya untuk menggambar. Kemudian Ita berjalan ke garasi dan mulai menggoreskan paku itu di sedan hitam yang baru dibeli papanya. Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan sedan itu.

Sore harinya, ketika papa dna mamanya pulang, dengan bangga Ita menarik tangan papanya untuk memperlihatkan hasil karyanya di garasi. Pemandangan di garasi itu dengan cepat memompa emosi papanya dan karena lepas kendali papanya memukuli tangan Ita dengan mistar. “

Ampun

Pa

….ampun Pa…,” itulah jeritan yang keluar dari mulut Ita tapi jeritan itu tidak dihiraukan oleh papanya. Setelah merasa puas, papanya berhenti dan menyuruh pembantu untuk mengurusi Ita yang  baru saja didisplin tanpa pembelaan sang mama.

Tangis yang panjang melelahkan Ita dan ia pun tertidur. Ketika pembantu memandikannya, dari awal sampai selesai mandi Ita mengangis karena rasa perih di kedua tangannya. Ketika si pembantu memberi tahu majikannya, mereka hanya menyuruhnya untuk mengoleskan salep. Keesokan harinya mereka bekerja seperti biasa, sementara tangan Ita mulai membengkak. Saat si pembantu menelepon sang nyonya, ia kembali diperintahkan untuk mengoleskan salep dan memberi obat demam.

Hari berganti dan suhu badan Ita mulai naik, namun kedua orang tuanya tidak serius mengobati tangan Ita sampai suatu hari suhu tubuh Ita sangat tinggi. Dengan panik mereka pun membawa Ita ke rumah sakit. Diagnosa dokter, Ita demam diakibatkan oleh luka-luka di tangannya. Setelah diopname selama satu minggu, akhirnya dengan berat hati dokter memberitahukan kondisi Ita. “Tangannya yang bernanah telah membusuk. Untuk menyelamatkan Ita maka kami harus mengamputasi tangannya.”

Dengan derai air mata dan penyesalan yang tiada habisnya, papa dan mama Ita menandatangani surat persetujuan.

Singkat cerita, Ita dioperasi dan setelah siuman dengan menahan rasa sakit di tangannya ia berkata, “Pa, Ita nggak akan nakal lagi. Ita sayang sama Papa, sama Mama, tapi Pa, tolong kembalikan tangan Ita. Kalau nggak pinjam aja Pa, Ita janji nggak akan mengulanginya. Ita nggak akan nakal lagi. Ayo Pa, kembalikan tangan Ita….” Semua orang yang ada di ruangan itu membisu, hanya isak tangis dan derai air mata yang berbicara mewakili kesedihan dan penyesalan mereka.

Efek yang ditimbulkan oleh amarah dan kehilangan kendali adalah rasa sakit dan rasa bersalah. Dalam sebuah keluarga, kesalahan seorang anak berpotensi meningkatkan emosi orang tua, namun seharusnya orang tua mempersiapkan diri dengan penguasaan diri yang tinggi sehingga dapat mendidik anaknya tanpa meninggalkan luka-luka fisik dan batin pada anaknya.