Semua rakyatnya resah gelisah! Mereka bertanya-tanya, kunaon what happened katanya. Seluruh penjuru negeri Setra Gandamayit dirundung kebingungan. Antri dimana-mana, dari kalangan Siluman sampai Kaum Kuntilanak yang doyan bersolek itu juga harus mengantri berjam-jam, panjang sekali antriannya. Tuyulpun nongol mecungul diantara antrian. Yang paling panjang adalah antrian di kampung Kuntirejo yang berada di beringin besar. Kampung yang mayoritas penduduknya kaum Kuntilanak Funky ini antri juga, bahkan sudah dari sehari mereka harus menunggu sampai ada sebagian kuntilanak yang sempat-sempatnya memperbaiki dandanannya yang sudah luntur, lipstik darah segar dan bedak pasir panas.
Sementara di pusat kerajaan di lapangan Hanturejo, seluruh warga antri puanjaaang sekali. Mereka sudah menunjukkan kegelisahan dan marah-marah
"Mana jatah kami?" kata seekor siluman ular
"Aduuuhhh, gimana sih. Antri aza kok lambreta bambang bowww, ikke kan harus ke salon nek" keluh seorang siluman Banci kepada temannya yang juga sesama banci.
"Ih, iya nih…kan ikke ada jatah ngegodain cowok manusia entar malem, huhhhhh! rumpik-rumpiiik" siluman banci satunya berkata sambil membawa jerigen besar.
"Cepetan donk!!!!!, kami sudah menunggu dari 2 malam kemarin!" Mana Jatah Kami" seru semua siluman dan lelembut yang mengantri sambil memukul-mukulkan jerigen dan tungku. "Lapar! Lapar! Lapar!Lapar!" teriak mereka. Sebenarnya apa sih yang mereka ributkan belakangan ini sehingga terjadi kericuhan di Setra Gandamayit?
Oh, ternyata selama beberapa hari ini negeri Setra Gandamayit mengalami krisis BBM, bukan Bahan Bakar Minyak, melainkan Bahan Bakar Menyan. Yah, Menyan adalah makanan sekaligus pembangkit semangat yang vital bagi kelangsungan hidup lelembut. Tidak ada menyan sedikit saja, pertanda celaka bagi mereka. Karena tanpa itu, tidak ada ceritanya mereka bisa menampakkan diri di muka manusia, tidak ada ceritanya mereka bisa jalan-jalan ke negara tetangga, tidak ada ceritanya mereka bisa shopping di negeri lainnya. Karena Setra Gandamayit adalah salah satu pengimpor Menyan terbesar, maklum tambang Menyannya sedang kering…
Kembali ke lapangan Hanturejo, Pom Menyan (maksudnya penyedia menyan) heheheh yang rata-rata siluman kelelawar pada kewalahan. Mana pasokan BBM (Bahan Bakar Menyan) yang ditunggu belum juga datang.
"Waduh, Lowo ijo" kata seekor siluman kelelawar kepada kawannya
"Kalau tidak segera didistribusikan, akan terjadi kericuhan. Kita harus segera lapor Ratu Durga" lanjutnya.
Si Lowo ijo, siluman kelelawar yang bersayap hijau tapi berambut pink bak permen ini mengangguk. Dia kemudian berkata kepada para pengantri….
"Tenang-tenang saudara semua." Kata Lowo Ijo
Semuanya kemudian diam, namun masih dengan muka yang bete abis seperti habis diputusin pacarnya. "KIta semua sedang krisis memang, tapi bersabarlah. Kami akan segera lapor ke Ratu Durga tentang persoalan ini" ujar Lowo Ijo sembari terbang menuju Griya Tawang Layonsari tempat tetirah Ratu Dur, yang kerap dipanggil Gusti Dur…
Griya Tawang Layonsari
Didalam Griya Tawang Layonsari sendiri, suasananya cukup memanas. Ratu Durga terlihat sangat gusar, padahal dia sedang memakai busana ala Beyonce Knowless untuk berpesta dengan Raja Jenglot nanti malam. Ratu mondar-mandir di ruang pribadinya, sementara Nini Lampirwati, penasihatnya juga ikut mondar-mandir, kebetulan suami Ratu Durga sedang dalam perjalanan dinas ke negeri Transylvania, tempat tetirah para Drakula untuk mengikuti Kongres Lelembut Tingkat Dunia yang diselenggarakan selama sebulan, sedang anak-anaknya sedang liburan ke negeri Paman Sam untuk menikmati atraksi luncur bersama Topan Katrina . Sejurus
"Lampir, ngapain sih kamu ikut-ikut!" sentak Gusti Dur
"Maaf Gusti, bukan maksud saya untuk ikut-ikut, tapi….." jawab Lampir
"Tapi apa?" sergah Gusti Dur
"Tapi…rakyat diluar sudah resah karena sudah lama pasokan Menyan makin langka" ucap Lampir dengan logat Pok Minah
"Ya sudah, kita adakan rapat segera untuk mengatasi krisis ini!, Lampir! Panggil semua menteri untuk bertemu di ruang Mayit Endah. Sekarang juga!" Perintah Gusti Dur
"Titah Gus Dur, eh…gusti Dur hamba laksanakan" kata Lampir takzim bagai tikus yang hendak dieksekusi. Segera dia ngacir dengan tawanya yang khas.
Malamnya, Ratu Durga menyelenggarakan rapat dengan para menterinya, terutama Menteri Energi Tuanku Pelasik Setiawan, dari kaum Pelasik. Menteri Ekonomi, Jeng Setania Kuntilanawati, Mendagri Ki Jemjem dari kalangan Jenglot dan Menlu, Ki Sapu Korek dari kaum Genderuwo. Ratu Durga malam itu berbusana serba ketat ala Jennifer Lopez kalau dilihat dari Tugu Monas, namun wajahnya begitu muram, sudah mukanya serem makin sereeeemmm
"Saudara-saudara para menteri" buka Ratu Durga
"Belakangan ini negeri kita sedang dilanda krisis BBM alias Bahan Bakar Menyan" Pasokan Menyan makin langka, dan warga kita tidak bisa jalan-jalan maupun menampakkan diri di muka manusia seperti biasanya. Sudah banyak laporan dari berbagai wilayah, terutama desa Kuntirejo yang warganya semua kehabisan menyan dan bedak untuk bersolek. Dan dari seminggu lapangan Hanturejo jadi seperti bumi kemping! Sungguh tidak mengenakkan! Harga-harga barang sudah mahal! Mawar, kembang tujuh rupa, dan dupa makin melambung, karena pasokan dari negeri Jenglotistan tersendat, harga Menyan di seluruh dunia ghaib juga naik menjadi 67 dollar per galonnya. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja! Negeri Drakula juga menahan pasokannya karena dana dipakai untuk perang melawan Jin Saddam! Demi semua dedemit! Saya disini bersama saudara-saudara harus berembuk untuk soal ini, karena kalau begini caranya….gengsi dong dengan negeri tetangga!" ulas Ratu Dur panjang lebar.
Seketika, para menteri berembug seru dan panas, karena kehabisan menyan…maka terpaksa mereka makan dengan air mawar sisa kemarin. Lama sekali mereka berembug sampai Ratu Dur sempat tidur ngorok yang suaranya bisa menggetarkan seluruh dunia dedemit.
Menteri Energi kemudian angkat suara "Gusti Dur yang mulia, saya ada usulan"
"Hmmmm,…..nyaaah apa usulmu?" jawab Ratu Durga yang terbangun dari mimpinya, dimana dia sedang kencan mesra dengan Delon.
"Saya dan teman-teman menteri setelah berembug sekian lama akhirnya mengambil usul begini, terpaksa kita harus mengimpor lagi menyan dari negeri Bollystan, dimana pasokan menyannya masih banyak. Dan karena menurut teliksandi ada penyelundupan BBM dan penimbunan di berbagai wilayah, seiring dengan naiknya harga BBM ini, maka saya atas nama semua menteri mengusulkan pengusutan tuntas, agar rakyat tidak lagi gila."
Hmmmm, lantas…apa lagi! tanya Ratu
"Begini lho, Jeng Ratu" sambung Jeng Setania yang biasa dipanggil Setan. "Kami juga usul, agar mencari barang alternatif untuk pengganti BBM", kan sisa mawar dan kembang tujuh rupa bisa dipakai untuk itu" di kampung saya banyak lhoooooowwww". Maklum, desa Kuntigede, kampung halaman Jeng Setania dekat dengan kuburan kuno.
Lama Ratu Durga berpikir, sementara para menteri kasak-kusuk sendiri, ada yang menyisir rambutnya yang acak-acakan. Sementara Jeng Setania yang satu2nya perempuan tercantik disitu, sibuk memperbaiki eye-shadownya yang luntur.
Tiba-tiba….GLARRRRRR!!!!!!! Ratu Durga dengan gaya Indonesian Idol berkata kepada para menterinya
"Baiklah para menteri, aku memerintahkan kalian untuk segera melakukan hal berikut :
1. Usut kasus penyelundupan dan penimbunan BBM di negeri kita
2. Segera urus krisis ini ke negeri Bollystan, temui raja siluman Kobra dan siluman gajah untuk mengadakan kerjasama, dan ini urusan Menlu
3. Jeng Setania, kamu aku titahkan untuk segera mengurus bahan bakar alternatif sebagai ganti menyan untuk sementara.
4. Segera beri kompensasi bagi warga yang mengalami krisis BBM, terutama yang miskin dan tidak bisa menampakkan diri. Awasi, jika ada yang nyeleweng….masukkan dia ke negeri Bidadari, biar kapok!
5. Hubungi juga negeri Bunian untuk koordinasi distribusi Menyan khususnya untuk kampung Kuntirejo yang kehabisan. PAra kuntilanak disana sudah kehabisan make up untuk menakut-nakuti manusia. Bilang pada Raja Bunian agar segera datang kemari.
6. Ki Sapu Korek, koordinasi semua genderuwo bawahanmu untuk mengawasi distribus menyan, jangan sampai kecolongan lagi. Jika perlu, hancurkan setan-setan berdasi itu yang sudah menggerogoti persediaan menyan kita.
"Baik, Gusti Ratu Dur" kata semua menteri takzim. Kemudian segera pergi….
Sementara Ratu Durga masih manyun, karena persediaan menyannya sendiri juga hampir habis..dan diluar sana, rakyat Setra Ganda Mayit masih antri…antri Bahan Bakar Menyan!
sumber : http://bambangpriantono.multiply.com/journal/item/647
Recent Comments